Demi keberlangsungan sebuah perusahaan atau organisasi yang solid dibutuhkan adanya transparansi setiap kegiatan yang diadakan. Kegiatan tersebut antara lain; seminar, wawancara, pelatihan, pidato, rapat, dan sebagainya. Laporan yang dibuat merupakan bentuk pertanggungjawaban dari kinerja selama kurun waktu tertentu. Umumnya laporan itu dijadikan database sebagai sebuah acuan atau titik tolak untuk mengambil kebijakan pada periode berikutnya.
Salah satu bentuk database adalah dalam bentuk arsip tertulis. Di sini peran seorang transkiper (penyalin) diperlukan untuk mengubah data dari bentuk audio atau video ke dalam bentuk tulisan. Kata “transkrip” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “salinan”. Menstranskrip berarti menyalin.
Menstranskip bisa dibilang gampang-gampang sulit. Diperlukan sebuah pengetahuan yang cukup terkait objek yang disalin. Jika tidak, proses menyalin akan berlangsung sedikit lebih lama. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam menyalin, selain diperlukan kualitas suara yang bagus, seorang transkriper membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Untuk memperoleh kualitas rekaman yang bagus, kalau boleh kami sarankan jangan menggunakan alat multifungsional (Handphone, misalnya). Gunakanlah alat yang benar-benar dikhususkan untuk merekam. Sebab jika Anda menggunakan alat multifungsional akan menimbulkan banyak noise (kegaduhan) yang membuat hasil transkrip menjadi kurang maksimal.
Hasil transkrip berupa tulisan, terdapat beberapa bentuk penyajian. Pertama, hasil transkrip dalam bentuk sempurna. Dalam bentuk sempurna yakni segala hal dalam rekaman audio atau video disajian apa adanya, baik bentuk lisan maupun kondisi yang sedang berlangsung. Misal;
“… e, untuk memperoleh (batuk), kualitas kopi terbaik, kita harus memilih dan memilah, apa namanya… biji kopi yang benar-benar sudah masak di pohon.”
Kedua, terdapat pula bentuk transkrip yang hanya menekankan isi pembicaraan. Misal:
“... Untuk memperoleh kualitas kopi terbaik, kita harus memilih dan memilih dan memilah biji kopi yang benar-benar sudah masak di pohon.”
Terdapat pula hasil transkrip dalam bentuk ringkasan. Layaknya bentuk kedua, hasil transkrip ini lebih fokus bentuk ringkas dari sebuah kegiatan. Dalam sebuah seminar kopi, misalnya;
Pembicara I: Membahas tentang cara memperoleh kualitas biji kopi terbaik.
Pembicara II: Membahas tentang seni menyangrai kopi.
Pembicara III: Membahas tentang antara kopi dan kebudayaan.
Penanya: I, II, III, dan seterusnya.
Tanggapan pembicara terhadap pertanyaan-pertanyaan.
Hasil transkrip tergantung permintaan pemilik rekaman. Ia bisa dijadikan lampiran laporan pertanggungjawaban, modul pelatihan, tutorial, artikel, bahan kuliah, dan lain sebagainya.
By: Catur Warna
0 komentar :
Post a Comment