Bersama Berthold Damshäuser, Agus R. Sarjono, Sosiawan Leak dan Dorothea Rosa Herliany
Pembacaan puisi dan diskusi
15 Februari-1 Maret 2011
Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Banten
Tel. +62-21-23550208 - 147/157
kultur@jakarta.goethe.org
15 Februari-1 Maret 2011
Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Banten
Tel. +62-21-23550208 - 147/157
kultur@jakarta.goethe.org
Semarang, 15.02.2011, 19:30 WIB
Universitas Negeri Semarang
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Kampus Sekaran, Gunung Pati
Semarang 50229 Solo, 17.02.2011, 19:30 WIB
Balai Soedjatmoko
Jalan Slamet Riyadi 284
Solo 57141
Magelang, 19.02.2011, 19:30 WIB
Rumah Buku Dunia Tera
Jalan Balaputradewa 99, Wnurejo, Borobudur
Magelang
Jakarta, 22.02.2011, 19:00 WIB
Universitas Paramadina
Jalan Gatot Subroto Kav. 79
Jakarta
Pembahas: Prof. Dr. Abdul Hadi WM
Moderator: Fuad Mahbub Siraj, Ph.D.
Tanjung Pinang, 01.03.2011, 10:00 WIB
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Ecce Homo
Ya! Dari mana asalku kutahu pasti!
Tak terkenyangkan bagai api
aku membara habisi diri.
Segala kupegang menjelma cahaya,
yang kulepas arang belaka:
pastilah aku api sejati!
(Friedrich Nietzsche)
Filosof Jerman Friedrich Nietzche (1844-1900) termasuk pemikir yang paling berpengaruh di zaman modern. Ia mewarnai filosofi dan pemikiran pada abad ke-20, dan dampak ide-idenya sampai sekarang sangat terasa. Juga di Indonesia Nietzsche cukup diperhatikan. Sebagian dari karyanya tersedia dalam terjemahan ke bahasa Indonesia, dan terdapat juga beberapa penelitian dan buku tentang filosofinya. Namun, Nietzsche di Indonesia hampir sama sekali belum dikenal sebagai penyair.
Melalui kumpulan puisi Nietzsche yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Agus R. Sarjono dan Berthold Damshäuser untuk Seri Puisi Jerman VI, pembaca Indonesia untuk pertama kalinya dapat memperoleh kesan mendalam tentang perpuisian Nietzsche, yang dalam sejarah sastra Jerman tercatat sebagai prestasi yang unik dan gemilang. Terutama melalui puisinya Nietzsche membuktikan diri sebagai seniman bahasa bertingkat maestro, sehingga ia –di samping Martin Luther dan Johann Wolfgang von Goethe– dianggap pembaharu bahasa Jerman yang terpenting.
Seri Puisi Jerman VI ini memuatkan puisi-puisi Nietzsche dari semua fase kepenyairannya, dan disajikan secara kronologis. Yang difokuskan ialah puisi yang ditulis oleh Nietzsche pada puncak kreatifitasnya, yakni ketika ia berumur kira-kira 45 tahun. Misalnya "Ditirambos-ditirambos Dyonisos“ yang secara tematis berkaitan erat dengan mahakarya Nietzsche "Demikian Sabda Zarathustra“.
Acara-acara Nietzsche diwujudkan dalam rangka kerja sama antara Goethe-Institut Jakarta dan mitra-mitra Indonesia. Dengan senang hati kami mengundang Anda untuk menghadirinya!
Berthold Damshäuser lahir 1957 di Wanne-Eickel. Sejak 1986 mengajar bahasa dan sastra Indonesia di Institut für Orient- und Asienwissenschaften (Lembaga Kajian Asia) di Universitas Bonn. Pemimpin redaksi "Orientierungen“, sebuah jurnal tentang kebudayaan-kebudayaan Asia. Penerjemah puisi Jerman ke bahasa Indonesia dan puisi Indonesia ke bahasa Jerman. Penyunting antologi puisi Indonesia dan Jerman. Salah seorang pendiri Komisi Jerman-Indonesia untuk Bahasa dan Sastra.
Agus R. Sarjono, lahir di Bandung tahun 1962. Menulis sajak, cerpen, esai, kritik dan drama. Karyanya dimuat berbagai koran, majalah, dan jurnal di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Inggris, Jerman dan Amerika Serikat. Menjadi sastrawan dan peneliti tamu di International Institute for Asian Studies (IIAS), Universitas Leiden (2001) dan sastrawan tamu Heinrich-Böll-Haus, Langenbroich, Jerman (2002-2003). Pernah menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta bagian program. Meluncurkan buku puisinya Frische Knochen aus Banyuwangi (terjemahan Berthold Damshäuser dan Inge Dumpel) di Berlin awal 2003. Sejak beberapa tahun terlibat dalam penerbitan „seri puisi Jerman“ bersama Berthold Damshäuser. Kini ia dosen di STSI Bandung dan redaktur majalah Horison.
Sosiawan Leak (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 23 September 1967) adalah salah satu penyair dan deklamator Jawa Tengah. Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) tahun 1994. Menulis puisi sejak 1987 dan dipublikasikan di berbagai media massa. Lebih dari 50 antologi puisi yang diterbitkan berbagai forum dan festival sastra juga memuat puisinya bersama penyair lain. Tiga antologi puisinya terbit secara khusus (bersama Gojek JS dan KRT Sujonopuro) oleh Yayasan Satya Mitra Solo, yakni Umpatan (1995), Cermin Buram (1996), Dunia Bogambola (bersama Thomas Budi Santosa) oleh Indonesiatera Magelang (2007). Selain berpuisi, Leak juga aktif di bidang teater sebagai sutradara dan penulis skenario.
Dorothea Rosa Herliany lahir 1963 di Magelang. Sastrawan Indonesia terkemuka ini pada tahun 2005 dianugrahi Hadiah Khatulistiwa untuk kategori puisi. Puisinya telah diterjemahkan ke cukup banyak bahasa asing, termasuk ke bahasa Jerman. 2009 di Jerman telah terbit bukunya “Schenk mir alles, was die Männer nicht besitzen“, sebuah kumpulan puisi dwibahasa (Indonesia dan Jerman) dan multimedial. Dorothea Rosa Herliany telah sering mengunjungi Jerman dan sempat juga tinggal di sana, terakhir pada tahun 2009 sebagai “writer in residence” atas undangan Yayasan Heinrich Böll.
.
Universitas Negeri Semarang
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Kampus Sekaran, Gunung Pati
Semarang 50229 Solo, 17.02.2011, 19:30 WIB
Balai Soedjatmoko
Jalan Slamet Riyadi 284
Solo 57141
Magelang, 19.02.2011, 19:30 WIB
Rumah Buku Dunia Tera
Jalan Balaputradewa 99, Wnurejo, Borobudur
Magelang
Jakarta, 22.02.2011, 19:00 WIB
Universitas Paramadina
Jalan Gatot Subroto Kav. 79
Jakarta
Pembahas: Prof. Dr. Abdul Hadi WM
Moderator: Fuad Mahbub Siraj, Ph.D.
Tanjung Pinang, 01.03.2011, 10:00 WIB
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Ecce Homo
Ya! Dari mana asalku kutahu pasti!
Tak terkenyangkan bagai api
aku membara habisi diri.
Segala kupegang menjelma cahaya,
yang kulepas arang belaka:
pastilah aku api sejati!
(Friedrich Nietzsche)
Seri Puisi Jerman yang sejak tahun 2003 dieditori sastrawan Indonesia Agus R. Sarjono dan pengamat sastra Berthold Damshäuser (Universitas Bonn/Jerman) telah menyajikan kepada pembaca Indonesia terjemahan dari karya Rainer Maria Rilke, Bertolt Brecht, Paul Celan, Johann Wolfgang von Goethe dan Hans Magnus Enzensberger. Dalam buku ke-6 Seri Puisi Jerman yang baru saja terbit, dikumpulkan terjemahan dari puisi-puisi Friedrich Nietzsche.
Filosof Jerman Friedrich Nietzche (1844-1900) termasuk pemikir yang paling berpengaruh di zaman modern. Ia mewarnai filosofi dan pemikiran pada abad ke-20, dan dampak ide-idenya sampai sekarang sangat terasa. Juga di Indonesia Nietzsche cukup diperhatikan. Sebagian dari karyanya tersedia dalam terjemahan ke bahasa Indonesia, dan terdapat juga beberapa penelitian dan buku tentang filosofinya. Namun, Nietzsche di Indonesia hampir sama sekali belum dikenal sebagai penyair.
Melalui kumpulan puisi Nietzsche yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Agus R. Sarjono dan Berthold Damshäuser untuk Seri Puisi Jerman VI, pembaca Indonesia untuk pertama kalinya dapat memperoleh kesan mendalam tentang perpuisian Nietzsche, yang dalam sejarah sastra Jerman tercatat sebagai prestasi yang unik dan gemilang. Terutama melalui puisinya Nietzsche membuktikan diri sebagai seniman bahasa bertingkat maestro, sehingga ia –di samping Martin Luther dan Johann Wolfgang von Goethe– dianggap pembaharu bahasa Jerman yang terpenting.
Seri Puisi Jerman VI ini memuatkan puisi-puisi Nietzsche dari semua fase kepenyairannya, dan disajikan secara kronologis. Yang difokuskan ialah puisi yang ditulis oleh Nietzsche pada puncak kreatifitasnya, yakni ketika ia berumur kira-kira 45 tahun. Misalnya "Ditirambos-ditirambos Dyonisos“ yang secara tematis berkaitan erat dengan mahakarya Nietzsche "Demikian Sabda Zarathustra“.
Acara-acara Nietzsche diwujudkan dalam rangka kerja sama antara Goethe-Institut Jakarta dan mitra-mitra Indonesia. Dengan senang hati kami mengundang Anda untuk menghadirinya!
Berthold Damshäuser lahir 1957 di Wanne-Eickel. Sejak 1986 mengajar bahasa dan sastra Indonesia di Institut für Orient- und Asienwissenschaften (Lembaga Kajian Asia) di Universitas Bonn. Pemimpin redaksi "Orientierungen“, sebuah jurnal tentang kebudayaan-kebudayaan Asia. Penerjemah puisi Jerman ke bahasa Indonesia dan puisi Indonesia ke bahasa Jerman. Penyunting antologi puisi Indonesia dan Jerman. Salah seorang pendiri Komisi Jerman-Indonesia untuk Bahasa dan Sastra.
Agus R. Sarjono, lahir di Bandung tahun 1962. Menulis sajak, cerpen, esai, kritik dan drama. Karyanya dimuat berbagai koran, majalah, dan jurnal di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Inggris, Jerman dan Amerika Serikat. Menjadi sastrawan dan peneliti tamu di International Institute for Asian Studies (IIAS), Universitas Leiden (2001) dan sastrawan tamu Heinrich-Böll-Haus, Langenbroich, Jerman (2002-2003). Pernah menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta bagian program. Meluncurkan buku puisinya Frische Knochen aus Banyuwangi (terjemahan Berthold Damshäuser dan Inge Dumpel) di Berlin awal 2003. Sejak beberapa tahun terlibat dalam penerbitan „seri puisi Jerman“ bersama Berthold Damshäuser. Kini ia dosen di STSI Bandung dan redaktur majalah Horison.
Sosiawan Leak (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 23 September 1967) adalah salah satu penyair dan deklamator Jawa Tengah. Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) tahun 1994. Menulis puisi sejak 1987 dan dipublikasikan di berbagai media massa. Lebih dari 50 antologi puisi yang diterbitkan berbagai forum dan festival sastra juga memuat puisinya bersama penyair lain. Tiga antologi puisinya terbit secara khusus (bersama Gojek JS dan KRT Sujonopuro) oleh Yayasan Satya Mitra Solo, yakni Umpatan (1995), Cermin Buram (1996), Dunia Bogambola (bersama Thomas Budi Santosa) oleh Indonesiatera Magelang (2007). Selain berpuisi, Leak juga aktif di bidang teater sebagai sutradara dan penulis skenario.
Dorothea Rosa Herliany lahir 1963 di Magelang. Sastrawan Indonesia terkemuka ini pada tahun 2005 dianugrahi Hadiah Khatulistiwa untuk kategori puisi. Puisinya telah diterjemahkan ke cukup banyak bahasa asing, termasuk ke bahasa Jerman. 2009 di Jerman telah terbit bukunya “Schenk mir alles, was die Männer nicht besitzen“, sebuah kumpulan puisi dwibahasa (Indonesia dan Jerman) dan multimedial. Dorothea Rosa Herliany telah sering mengunjungi Jerman dan sempat juga tinggal di sana, terakhir pada tahun 2009 sebagai “writer in residence” atas undangan Yayasan Heinrich Böll.
.
0 komentar :
Post a Comment